Sering kali saya mendengar komentar tentang suami yang telah bekerja bertahun-tahun namun masih belum memiliki banyak hal. Pendapat ini biasanya datang dari mereka yang merasa bahwa setiap pencapaian harus diukur dari sisi materi semata.
Tetapi, apa yang salah jika kita belum memiliki segalanya meski sudah menikah puluhan tahun? Jangan jadikan pencapaianmu sebagai tolak ukur bagi orang lain.
It’s okay to be not okay!
Ingatlah, setiap pasangan memiliki perjalanan hidupnya sendiri, baik yang baru menikah maupun yang sudah lama bersama. Apa yang kamu miliki sekarang adalah berkah yang patut disyukuri tanpa harus merendahkan mereka yang masih berjuang.
Setiap Orang Menghadapi Tantangan yang Berbeda
Setiap orang, setiap pasangan, menghadapi tantangan yang berbeda. Ada yang mungkin wadah “garam” hidupnya lebih besar, sehingga perlu diisi ulang terus-menerus.
Seperti, kamu mungkin harus menunda mimpi-mimpi demi memenuhi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan.
Atau, ada pasangan yang saat baru menikah harus menanggung beban yang lebih banyak, sehingga sulit untuk mengumpulkan pundi-pundi impian kami.
Bahkan saat ini, meskipun saya hanya hidup bersama istri dan anak, kebutuhan lain bisa menghambat pencapaian impian yang telah lama diidamkan.
Berjuang untuk Kebutuhan, Bukan Keinginan
Kita tidak pernah tahu perjuangan apa yang akan kita lalui kedepannya.
Mungkin kamu ingin merenovasi rumah yang sudah usang, tetapi harus mengutamakan kebutuhan anak-anak yang masih sekolah.
Atau mungkin kamu perlu memenuhi kebutuhan dapur yang lebih banyak dibandingkan orang lain yang cukup dengan lauk sederhana.
Ini bukan tentang boros atau tidak, tetapi tentang rezeki yang Tuhan beri yang mungkin hanya cukup untuk kebutuhan, bukan untuk keinginan.
Menghargai Peran Pasangan dalam Rumah Tangga
Selain itu, hargailah peran pasangan masing-masing dalam rumah tangga. Mereka sering kali rela mengorbankan kebahagiaan pribadi demi kesejahteraan keluarga.
Banyak istri yang turut bekerja keras, baik di dalam rumah maupun di luar, untuk membantu suami memenuhi kebutuhan. Tugas dan pengorbanan mereka tidak kalah penting dan patut diapresiasi.
Banyak juga suami yang rela mengorbankan kebahagiaan pribadi demi memenuhi kebutuhan keluarga, meskipun sering dianggap tidak cukup oleh orang lain.
Peluang Bisnis di Tengah Perjuangan Hidup
Jika kita mau berpikir, di balik setiap tantangan itu, pasti ada hikmah. Alih-alih bersikap pesimis, mari kita lihat peluang bisnis yang bisa kita manfaatkan.
Ketika kebutuhan tidak dapat ditunda dan impian harus ditunda sementara, inilah saatnya untuk berpikir kreatif dan mencari sumber penghasilan tambahan.
1/ Bisnis Rumahan
Banyak pasangan yang memulai bisnis rumahan sebagai cara untuk menambah penghasilan. Baik itu menjual makanan, kerajinan tangan, atau membuka jasa sesuai keahlian, bisnis rumahan bisa menjadi solusi praktis. Tidak hanya membantu keuangan keluarga, bisnis rumahan juga bisa menjadi wadah bagi istri untuk menyalurkan hobi dan bakatnya.
2/ Usaha Online
Dengan perkembangan teknologi, banyak peluang usaha online yang dapat diambil. Menjual produk melalui platform e-commerce, menjadi reseller, atau membuka layanan jasa online seperti desain grafis, penulisan konten, dan lain-lain bisa menjadi opsi. Fleksibilitas kerja online memungkinkan suami istri untuk tetap mengatur waktu bersama keluarga.
3/ Investasi Kecil-Kecilan
Memulai investasi kecil-kecilan juga bisa menjadi pilihan. Dari reksadana, saham, hingga properti, berinvestasi dapat membantu menambah pundi-pundi keuangan keluarga. Dengan pengetahuan dan perencanaan yang tepat, investasi bisa menjadi sumber penghasilan jangka panjang.
4/ Kolaborasi dengan Pasangan
Kolaborasi antara suami dan istri dalam menjalankan bisnis bisa memperkuat ikatan dan meningkatkan kerjasama. Masing-masing bisa membagi peran sesuai kemampuan dan keahlian, menciptakan sinergi yang positif dalam mencapai tujuan bersama.
Berhenti Membandingkan, Mulai Menghargai
Di sini, bukan soal siapa yang paling pintar mengatur keuangan, tetapi tentang bagaimana menyikapi saat jatah rezeki yang Tuhan berikan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan. Karena jika bicara soal keinginan, itu tidak akan pernah ada habisnya.
Jika bisa memilih, tentu semua orang ingin hidup enak dan bahagia begitu menikah.
Dan seringkali orang yang bisa hidup mewah dan berkecukupan saat ini tentu juga pernah melewati badai kekurangan di masa lalu. Betul??
Menghadapi Masa Depan dengan Optimisme
Hidup seringkali penuh dengan perasaan, tetapi kurang dalam pengertian dan empati. Jalani saja apa yang diberikan Tuhan hari ini. Jika porsinya memang hanya sampai di situ, seberapa keras pun kita berusaha, hasilnya akan tetap sama.
Berhentilah membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Apapun hasilnya, suami yang mau bekerja keras adalah suami yang bertanggung jawab dan patut dihargai. Dan istri yang selalu mendukung dan berjuang bersama adalah harta yang tidak ternilai.
Untuk kamu para orang tua yang sedang berjuang demi kebahagiaan anak-anakmu di masa depan, panjang umur dan semoga bahu kita selalu kuat menghadapi tantangan berikutnya. Aamiin ๐คฒ
—
Credits: Photo by STEPHEN POORE on Unsplash
Tinggalkan Balasan